Antisipasi Bencana, BBWS Cimancis Gelar Apel Kesiapsiagaan Antisipasi Bencana Pada Musim Hujan

SHARE

 

DISKOMINFO INDRAMAYU — Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis) mengelar Apel Kesiapsiagaan dengan tema “Antisipasi Potensi Bencana Pada Musim Penghujan” di sejumlah wilayah Kabupaten Indramayu.

Kegiatan Apel itu, melibatkan petugas dari SDA Provinsi Jawa Barat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu, DPUPR Indramayu, DLH Indramayu dan beberapa komunitas alam di Kabupaten Indramayu. Apel kesiapsiagaan dilaksanakan di Embung Jangkar Desa Sindang Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu, Rabu (3/11/2021).

Kepala BBWS Cimancis Ismail Widadi mengatakan, terdapat lima pilar kesiap-siagaan dalam rangka mengantisipasi potensi bencana pada musim penghujan di Indramayu. Pertama petugas diminta harus siap siaga 24 jam untuk mendapatkan perintah dan mempersiapkan diri baik peralatannya hingga materialnya.

Kedua, jelasnya, melakukan identifikasi lokasi kritis di lapangan melalui penelurusan atas laporan dari masyarakat. Ketiga, petugas di lapangan mengerahkan seluruh kemampuannya dalam mengatasi titik bencana. Keempat, sambungnya, petugas mengamati terus menerus pada lokasi kritis dan jika terdapat potensi yang membahayakan segera lapor komandannya.

 ‘Kelima, menjaga koordinasi dan kolaborasi antar petugas terutama sesama jejaring komunikasi untuk tetap solid, bersahabat, bersaudara dalam kesiapsiagaan untuk menyelamatkan orang sekitar dan nyawa diri sendiri di lokasi terjadinya bencana,” kata Ismail.

Menurutnya, terdapat 27 titik kritis di wilayah Kabupaten Indramayu yang berpotensi bencana banjir pada musim penghujan. Namun melalui mekanisme antisipasi, sebanyak 11 titik berhasil dilakukan perbaikan, sementara 16 titik masih dalam proses pengerjaan dan diharapkan segera rampung secara bertahap.

“27 titik kami identifikasi dan terdapat 11 titik sudah kami atasi dengan melakukan tindakan-tindakan, diantaranya pembangunan tanggul dan lainnya. Sementara yang belum kami atasi 16 titik,” katanya.

Dijelaskan, langkah antisipasi agar tidak terjadi potensi banjir di Indramayu, perlu adanya kesadaran dari masyarakat dengan menjaga lingkungan sekitar termasuk aliran sungai dan irigasi tidak tersumbat oleh sampah pada saat turun hujan.

“Supaya genangan yang tinggi tadi tidak menjadi banjir, kita semua harus memiliki kesadaran. Ingat, banjir terjadi di antaranya oleh faktor manusia seperti membuang sampah sembarang apabila tidak tertangani, akan menyumbat saluran air. Selain itu, tersumbat karena tanggulnya longsor,” tambahnya.

Ia berharap, masyarakat tidak membuang sampah sembarangan termasuk di aliran sungai agar tidak terjadi penyumbatan dan berpotensi banjir serta mengurangi aktivitas masyarakat di dekat tanggul sungai. Hal ini sebagai antisipasi ketika datangnya longsor akibat tanggul yang terkikis oleh derasnya air sungai, maupun debit air yang tinggi ketika hujan datang.

Sementara itu Kepala BPBD Indramayu Dadang Oce Iskandar melalui Caya mengatakan, Indramayu berpotensi terpengaruh adanya La Nina. Menurutnya, berdasarkan informasi dari BMKG Kertajati Majalengka pengaruh La Nina dimungkinkan sekitar antara 20% hingga 70% di Indramayu. 

“Jadi potensi pengaruh La Nina ini dari kondisi normal, petugas harus siap siaga dan mempersiapkan segala peralatan yang dimiliki, di samping itu juga kami akan mengaktifkan dan memaksimalkan embung-embung dan bendungan untuk menampung debit air hujan,” ungkapnya.

Caya berkeinginan, sinergitas pentahelix dalam rangka mitigasi bencana yang terdiri dari instansi pemerintah, perusahaan, media, masyarakat dan pakar dari perguruan tinggi di Indramayu diharapkan bersatu untuk mengantisipasi bahkan menanggulangi terjadinya bencana. (Oyib/Dedy—Tim Publikasi Diskominfo Indramayu)