Cerita Sedikit Tentang Pak Waklan, “Profesor Bakteri” Dari Kedokan Bunder

SHARE

 

 

Namanya sangat sederhana. Hanya satu kata: Waklan. 

Ya. Waklan adalah seorang petani yang hanya menempuh pendidikan formal SD. Namun siapa sangka jerih payahnya dalam mengamati bakteri mengantarkannya menjadi pembicara di banyak forum dan inovasinya sangat bermanfaat bagi petani.

Dilatarbelakangi situasi bahwa petani setiap panen selalu mendapatkan hasil yang sedikit setelah dipotong biaya operasional dalam menggarap sawah. Waklan terus melakukan berbagai inovasi dan penelitian agar sawah yang ditanami padi, dapat mendapatkan hasil melimpah dan bebas dari hama pengganggu dengan menggunakan metode agens hayati/bersumber dari alam.

Maka, secara otodidak, dikembangkanlah penelitian menggunakan media bakteri dan jamur di rumahnya. Bahkan untuk “riset”-nya itu, dia harus rela kamar tidurnya dijadikan sebagai tempat penelitian. 

Hasilnya, terdapat peningkatan produksi di lahan yang digarapnya tanpa menggunakan pestisida kimia. Sirih hutan menjadi jawabannya. Menurutnya, sirih hutan harus menjadi “teman” petani, karena terbukti dapat meningkatkan produktivitas padi.

Singkat cerita, setelah penelitiannya berhasil Pak Waklan kini telah mendapatkan bantuan berupa gedung laboratorium dari Pertamina untuk terus mengembangkan penelitiannya. Bahkan, kini ia terus mengembangkan sirih hutan sebagai media untuk mengurangi laju wereng batang cokelat (WBC) yang berada di Desa Kedokanbunder Wetan Kecamatan Kedokanbunder.

Waklan mengatakan, setelah koordinasi dengan Kementerian Pertanian, inovasi Pak Waklan sudah mulai dikirimkan ke pihak ketiga dalam berbagai bentuk yang kemudian dipasarkan oleh pihak distributor tersebut.

Hal yang sangat luar biasa, meskipun hanya berpendidikan SD, pria paruh baya ini mampu melakukan inovasi seperti halnya seorang “Profesor”.

Sementara itu, Camat Kedokan Bunder, Atang, sangat mendukung inovasi yang dilakukan oleh Pak Waklan. “Semoga di Indramayu ini akan bermunculan Waklan-Waklan lainnya untuk pengembangan serta kemajuan Pertanian di Kabupaten Indramayu,” pungkasnya. (Kiriman Berita dari Kecamatan Kedokan Bunder: Diolah kembali oleh Tim Publikasi Diskominfo Indramayu).