Cegah Kekerasan dan Perundungan, MPLS SMPN 4 Sindang Gandeng Diskominfo Angkat Isu Etika Digital

SHARE

 

DISKOMINFO INDRAMAYU - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMP Negeri 4 Sindang resmi ditutup pada Kamis (18/7/2025). Penutupan rangkaian kegiatan selama lima hari tersebut diwarnai dengan edukasi penting tentang anti-bullying dan etika bermedia digital yang diharapkan mampu membentuk karakter siswa baru sejak dini.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Dr. Caridin, S.Pd., M.Pd. Dalam sambutannya, dia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari segala bentuk perundungan.

"Adik-adik jangan pernah membully teman. Bullying adalah perilaku yang sangat tidak baik dan tidak boleh dibiarkan terjadi di sekolah,” tegas Caridin.

Sebagai bagian dari komitmen menciptakan sekolah ramah anak, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Indramayu turut ambil bagian dengan memberikan materi edukatif bertema “Sopan di Dunia Nyata, Santun di Dunia Maya.”

Materi tersebut disampaikan oleh narasumber dari Diskominfo, Bambang Purnomo, yang mengupas tuntas isu cyber bullying dan bahaya kekerasan di dunia digital. Bambang menjelaskan bahwa perundungan kini tak hanya terjadi secara langsung, tetapi juga merambah ke ruang-ruang digital.

“Cyberbullying muncul karena tidak bijaknya seseorang dalam menggunakan atau memanfaatkan teknologi. Berkat kecanggihan teknologi, menyebabkan semua orang memiliki akses internet. Di sisi lain, hal ini berdampak negatif karena dapat meningkatkan terjadinya kasus cyberbullying,” jelas Bambang.

Bambang juga menyampaikan data menarik bahwa berdasarkan survei tahun 2024, jumlah penduduk Indonesia mencapai 278 juta jiwa, sementara jumlah kepemilikan nomor ponsel tercatat sebanyak 353 juta. Fakta ini menunjukkan tingginya penetrasi digital di kalangan masyarakat, termasuk pelajar.

Dalam sesi edukasi tersebut, siswa dikenalkan berbagai bentuk kekerasan digital seperti impersonate (menyamar sebagai orang lain), hoax (berita palsu), dan body shaming (ejekan terhadap fisik). Seluruh materi disampaikan secara komunikatif agar mudah dipahami siswa baru yang tengah memasuki dunia remaja dan media sosial.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para siswa tidak hanya mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru, namun juga memahami pentingnya bersikap bijak, saling menghargai, serta menjaga etika dalam interaksi sosial, baik secara langsung maupun daring.

Penutupan MPLS di SMPN 4 Sindang ini menjadi langkah awal yang kuat untuk membentuk generasi pelajar yang berkarakter, beretika, dan bebas dari praktik perundungan. Dukungan dari para guru dan tenaga pendidik sangat diharapkan untuk terus menjaga suasana belajar yang aman, nyaman, dan inklusif. (Diskominfo Indramayu) 

Penulis : Amalya Fazrina / PKL
Editor : Aa