Pemkab Indramayu Komitmen Perangi HIV/AIDS
DISKOMINFO INDRAMAYU – Pemerintah Kabupaten Indramayu dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Indramayu berkomitmen memerangi gejala dan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di sejumlah wilayah.
Hal itu terungkap ketika sejumlah SKPD dan Stakholder di Kabupaten Indramayu menandatangani komitmen bersama dalam kegiatan Pertemuan Penguatan Peran Pemeritah Daerah dan Mitra Setrategis Dalam Penanggulangan HIV dan AIDS oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Indramayu, Kamis (19/12/2019) di Aula BAPPEDA Kabupaten Indramayu.
Asisten Daerah (Asda) Perekonomian dan Pembangunan Kesejahteraan Rakyat yang juga Ketua Harian KPA Kabupaten Indramayu Maman Koestaman menjelaskan, populasi HIV dan AIDS di Kabupaten Indramayu berada di peringkat ke tiga dari semula peringkat ke dua tingkat Provinsi Jawa Barat.
“Walau peringkat tiga namun mengalami penurunan dari semulanya peringkat ke dua tingkat Provinsi Jawa Barat,” katanya.
Maman menjelaskan, penurunan angka populasi HIV tidak lepas dari peran serta instansi Pemkab Indramayu yang selalu berkoordinasi untuk mencegah dan menanggulangai penyebaran virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia tersebut.
“Saya rasa penting upaya koordinasi tingkat sektoral kedinasan seperti dinas kesehatan yang saat ini RSUD Indramayu, RSUD MA Sentot dan RS Bhayangkara serta 30 Puskesmas yang sudah bisa mengobati ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) berkat kerjasama instansi dan stakholder lainnya,” jelasnya.
Ia meyakini, sebanyak 5 kecamatan di Indramayu sebagai wilayah dengan populasi HIV dan AIDS terbanyak akan dilaksanakan intensitas penekanan penyebabnya, melalui program sinergitas Pemkab Indramayu.
“Tentunya dengan 5 kecamatan dengan populasi HIV dan AIDS terbanyak ini, Pemkab Indramayu tidak bisa berjalan sendirian sehingga perlu komitmen bersama unsur terkait dalam menekan penyebab munculnya HIV dan AIDS, seperti akibat seksualitas di tempat-tempat prostitusi di Jalur Pantura Indramayu,” tambahnya.
Sementara itu Ketua KPA Jawa Barat Iman Teja Rachmana mengatakan, angka populasi HIV dan AIDS di Indonesia 90 persen di kisaran usia 15-49 tahun, dimana 30 persennya berada di usia 20-24 tahun.
“Pengidap HIV dan AIDS di Indonesia ini 90 persen di usia 14-19 tahun dimana 30 persennya di usia 20-24 tahun, faktor penyebabnya yang menonjol hubungan seksual dan aktivitas jarum suntik narkoba,” katanya.
Dengan melihat upaya Pemkab Indramayu setiap tahun melakukan penekanan populasi HIV dan AIDS sungguh diapresiasi dirinya . Karena segala langkah itu dapat menyelamatkan remaja produktif Indramayu untuk merasakan kemajuan globalisasi kedepan.
“Saya yakin apabila langkah Pemkab Indramayu dalam menanggulangi dan meminimalisir pengidap HIV dan AID terus dulakukan maka remaja produktif di Indramayu dipresikdikan dapat merasakan kemajuan positif revolusi 4.0 atau puncaknya bonus demografi pada Tahun 2045 bersamaan 100 tahun Indonesia merdeka,” tandasnya. (M.Toyib/Diskominfo Indramayu)